Vocabulary (kosakata) adalah salah satu aspek paling penting dalam ujian IELTS. Namun, banyak orang mempercayai hal-hal salah kaprah tentang vocabulary sehingga skor mereka turun drastis.
Kenapa vocabulary begitu penting? Dalam kriteria penilaian IELTS, kamu bisa melihat bahwa vocabulary mengisi 25% dari total skor di section Writing dan Speaking. Artinya, jika kamu melakukan kesalahan terkait vocabulary, maka kamu bisa kehilangan 25% skor yang harusnya bisa didapatkan dengan mudah.
Tentu saja, vocabulary dianggap penting karena setiap kali kita berkomunikasi dengan orang lain dalam bahasa apapun, kita butuh rangkaian kosakata. Kalau kamu tidak punya bank kosakata yang cukup untuk mengekspresikan pikiranmu, maka orang lain pun bakal kesusahan mengerti isi ucapanmu.
Nah, biar gak sampai salah kaprah soal vocabulary dalam IELTS, ini dia 3 mitos yang sering dipercayai orang beserta penjelasannya. Simak dan jangan lupa catat, ya!
Mitos #1: Harus Hafal Daftar Vocabulary Sebanyak-banyaknya
Waktu sekolah, pasti kita pernah disuruh guru untuk menghafal daftar kosakata bahasa Inggris yang panjang. Katanya, dengan hafal banyak kata, nanti bakal lebih lancar dalam berbicara.
Tapi ini mitos ya, Sob! Dalam ujian IELTS, kamu tidak akan diuji berdasarkan skill memorisation. Mentang-mentang hafal 1000 atau 20.000 kata gak akan menjamin bakal dapet skor tinggi.
Faktanya, IELTS adalah ujian bahasa dan komunikasi. Apakah kamu bisa menggunakan kosakata yang kamu punya dalam konteks yang tepat? Apakah bisa berbicara tentang topik tertentu dengan jelas, terstruktur, dan mudah dipahami? Apakah kamu bisa parafrase kalimat dan menggunakan vocabulary dengan fleksibel?
Mitos #2: Harus Selalu Pakai Vocabulary yang “Advance”
Banyak orang percaya kalau semakin sering menggunakan vocabulary kompleks dan “susah dipahami orang awam” di IELTS, maka skor juga bakal naik.
Contoh vocabulary yang sulit itu seperti equivocate, garrulous, anachronism, accismus, pareidolia, riposte, sanctimony… the list goes on. Apakah kamu mengerti arti kata-kata ini?
Faktanya, vocabulary sulit semacam ini tidak akan selalu diapresiasi sama IELTS examiner karena kosakata ini malah bikin ucapanmu atau tulisanmu susah dipahami. Ingat, ujian IELTS adalah ujian bahasa dan komunikasi, maka kamu harus pastikan you can express your thoughts clearly.
Jadi dalam ujian IELTS, pastikan untuk tidak menggunakan vocabulary sulit ini terlalu banyak. Sesekali boleh, tapi harap prioritaskan clarity dibanding “usaha untuk kelihatan keren.”
Mitos #3: Belajar Vocabulary itu Mudah dan Bisa Instan
Mitos terakhir yang sering dipercayai orang adalah bahwa mendalami vocabulary itu part termudah dalam ujian IELTS sehingga bisa dilakukan dengan instan. Misalnya, dengan mengikuti metode tertentu, maka kamu bisa jago dalam semalam!
Padahal faktanya, vocabulary itu harus dipelajari secara organik. Tidak ada cara cepat untuk bisa menggunakan kosakata sesuai konteks, melatih penggunaannya dengan jelas, akurat, dan fleksibel.
Cara belajar secara organik adalah meluangkan waktu setiap hari untuk membaca tulisan, mendengar podcast, menonton film, dan latihan speaking dalam bahasa Inggris. Hanya dengan cara ini kamu dapat mendapat skor tinggi dalam ujian IELTS.
Nah, itu dia 3 mitos tentang vocabulary yang sering dipercayai para IELTS taker. Semoga dengan mengetahui fakta-fakta ini, kamu bisa memaksimalkan ujian IELTS kamu di masa mendatang, ya!
Biar persiapan IELTS makin lancar, jangan lupa cari expert tutor yang bisa membimbing kamu! Apalagi kalau ikut program IELTS Preparation Program IELTSpresso, ada benefit sebanyak ini:
✅Up to 20 meetings (two months)
✅Highly qualified tutor
✅Comprehensive curriculum
✅Free e-book
✅Free personal feedback
✅Free IELTS Prediction Test up to 3x
✅Free extra class up to 5 meetings
✅Free scholarship preparation
✅Flexible schedule
Jangan lupa pantau terus informasi terupdate seputar beasiswa, IELTS, dan study abroad di Blog IELTSpresso! Kamu juga bisa cus ke Instagram dan TikTok IELTSpresso!