Banyak orang sudah mengetahui tentang culture shock ketika kuliah di luar negeri. Sebagai orang Indonesia yang lahir dan besar di Tanah Air, tentu budaya luar bikin kita agak terkejut. Namun tidak banyak orang yang membicarakan culture shock ketika pulang ke Indonesia usai menyelesaikan kuliah di luar negeri, atau disebut dengan “reverse culture shock.”
Di artikel ini, MinSo akan menjelaskan apa saja reverse culture shock yang banyak dialami para lulusan luar negeri dan beberapa tips untuk terhindar dari masalah ini.
Memahami Reverse Culture Shock
Reverse culture shock merupakan fenomena umum yang terjadi pada orang-orang yang baru pulang dari study abroad. Ini merupakan proses penyesuaian emosi dan psikologis karena perbedaan kebiasaan yang signifikan di negara asal dan negara tempat studi. Ada berbagai macam gejala reverse culture shock, yakni diantaranya:
- Kegelisahan
- Kebosanan
- Depresi
- Ketakpastian
- Kebingungan
- Isolasi
- Ingin sendirian
Kerap kali, reverse-culture shock dihubungkan dengan cuaca, fasilitas umum, budaya mengantri, dan semacamnya. Contohnya, cara menggunakan mesin cuci yang sangat berbeda antara Indonesia dan Inggris. Tak jarang, budaya-budaya ini berbenturan dengan nilai-nilai atau kebiasaan lama dari negara asal.
Dikarenakan perbedaan yang begitu signifikan, banyak pelajar Indonesia yang suka membandingkan-bandingkan kondisi Indonesia dan negara negara tempat tujuan studi. Misalnya di negara Barat, kamu akan terbiasa dengan hubungan senior-junior yang egaliter, sehingga kamu akan tak nyaman dengan budaya Indonesia yang lebih “gila hormat.” Sementara di negara Asia seperti Jepang dan Korea, kamu akan terbiasa dengan kedisiplinan dan ketepatan waktu. Tentu begitu kembali ke Tanah Air, kamu akan frustasi karena tidak menemukan budaya yang sama.
Bagaimana Mengatasi Reverse-Culture Shock?
-
Tetap Terhubung dengan Para Alumni
Salah satu jalan terbaik untuk mengatasi masalah ini adalah berkomunikasi dengan sesama pelajar yang baru balik ke Indonesia. Mereka pasti punya pengalaman yang sama, sehingga kamu tak akan merasa sendiri. Selain itu, dengan berbicara pada para alumni, kamu juga bisa mendapat saran atau motivasi agar cepat beradaptasi dengan budaya Indonesia.
-
Mencari Jalan Tengah
Terdapat pepatah “di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.” Meski pepatah ini ada benarnya, tapi tidak semua nilai-nilai yang kita serap di negara asing harus kita hapus saat kembali ke Indonesia. Jika nilai-nilai tersebut adalah sesuatu yang positif, lebih baik kamu mencari cara untuk mengintegrasikannya dengan kultur Indonesia.
-
Cari Bantuan Professional
Bagi beberapa orang, fenomena reverse cultural shock bisa menjadi sangat ekstrim sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Kalau itu terjadi padamu, segera hubungi bantuan profesional seperti psikolog maupun konselor. Dengan begitu, harapannya kamu bisa menguraikan benang kusut di kepala dan menemukan solusi terbaik bagi masalahmu.
-
Lihat dari Perspektif Lain
Terkadang, satu-satunya yang kita perlukan adalah mengganti kacamata dalam melihat permasalahan. Sebagai negara berkembang, Indonesia memang masih dihadapi banyak problem yang berkaitan dengan pembangunan, seperti transportasi umum yang kurang dapat diandalkan, trotoar rusak, dan sistem tempat pembuangan sampah yang kurang ideal. Tapi, bukankah itu alasannya kita belajar ke luar negeri bahkan di universitas top dunia? Sebagai penerima beasiswa, kita adalah changemakers yang bertanggungjawab untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
Nah itu dia fakta tentang reverse cultural shock dan cara menghadapinya. Jika kamu butuh mentor untuk membimbing kamu dalam perjalanan mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri, kamu bisa ikut program scholarship mentoring IELTSpresso berikut ini:
Sobat IELTSpresso yang ingin meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris, kamu bisa ikut IELTS Live Class bareng tutor-tutor IELTS yang sudah berpengalaman. Cek kelas persiapannya di sini:
Jangan lupa pantau terus informasi terupdate seputar beasiswa, IELTS, dan study abroad di Blog IELTSpresso! Kamu juga bisa cus ke Instagram dan TikTok IELTSpresso!
Sumber: www.indonesiamengglobal.com/