Kultur Akademik Kuliah di Luar Negeri!

Bagikan Artikel

Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on whatsapp

Tahun 2024 kini sudah di depan mata, menandakan tahun akademik baru di sebagian perguruan tinggi luar negeri seperti Eropa, UK, dan Amerika Serikat juga akan dimulai! Selain mempersiapkan seleksi beasiswa dan English Proficiency Test (IELTS/TOEFL iBT) dengan matang, para scholarship hunters juga harus mulai mempelajari kultur akademik kuliah di luar negeri, yang bisa jadi sangat  berbeda dengan kultur akademik di Indonesia. Mempelajari dan setidaknya “mengetahui” berbagai macam kultur akademik kuliah di luar negeri bisa membantu kalian saat memasuki tahap adaptasi ketika sampai di host country. Selain itu, pengetahuan ini juga penting agar “culture shock” yang kemungkinan akan kalian alami tidak berdampak negatif bagi diri kalian atau menghambat proses pembelajaran. Kira-kira, apa aja ya kultur akademik kuliah di luar negeri yang cukup berbeda dengan Indonesia? 🤔 Yuk simak ulasannya ya!

1. Be Punctual! Waktu Lebih Berharga dari Apapun!

Salah satu kultur akademik yang paling menonjol, adalah pentingnya “waktu” di dunia akademik. Buat kalian yang masih suka terlambat saat mengikuti kelas, atau terlambat dalam mengumpulkan tugas, jangan coba lakukan ini lagi kalau kalian kuliah di luar negeri! Di sebagian besar kultur akademik negara maju, mereka sangat menghargai waktu dan tidak memberikan toleransi atas keterlambatan. Waktu dinilai lebih berharga dari apapun! Bahkan, di negara seperti Inggris dan Jerman, keterlambatan dinilai sebagai tindakan yang tidak sopan dan menyalahi etika. Tidak hanya di dalam kelas, jika kalian membuat appointment untuk berkonsultasi dengan pembimbing akademik/dosen kalian, usahakan jangan pernah terlambat ya! Lebih baik datang lebih awal daripada terlambat. 

2. Tuntutan Akademik yang Lebih Ketat dan Tinggi

Sudah bukan menjadi rahasia umum, sebagian besar negara di luar negeri terutama dengan kualitas pendidikan yang sudah mumpuni memiliki “standar kualitas pendidikan” tersendiri. Salah satu hal yang dapat dirasakan adalah adanya pace yang cukup tinggi ketika mengikuti pembelajaran di luar negeri, seperti kurikulum yang komprehensif dan ekspektasi  indikator capaian akademik yang ketat. Meskipun demikian, sebagian besar dari kurikulum negara-negara tersebut tidak menitikberatkan pada “presensi” atau “jumlah kehadiran mahasiswa di kelas”. Banyak dari universitas luar negeri yang membebaskan hal tersebut, namun mereka tetap tegas dengan capaian atau target akademik yang harus dipenuhi, misalnya persentase tugas yang terkumpul, kualitas analisis, dan lain sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa mereka memang lebih berfokus pada kualitas dibanding kuantitas, sehingga capaian akademik yang telah ditetapkan sesuai standar sangat ditekankan. Artinya, kemampuan manajemen waktu yang baik serta peningkatan kapasitas diri harus dilakukan bagi para mahasiswa yang ingin berkuliah di luar negeri! Ingat, jangan pernah menunda-nunda atau bermalas-malasan ya!

3. Jarak Tipis antara Dosen dan Mahasiswa

Meskipun dua hal di atas terlihat cukup menyeramkan, namun hal yang patut disyukuri adalah sebagian besar dosen di universitas luar negeri cukup terbuka dan tidak menetapkan jarak dengan para mahasiswanya. Bahkan, sudah cukup dikenal oleh publik bahwa mahasiswa kerap diminta memanggil dosen mereka dengan nama, tanpa panggilan “Ms, Mr” atau gelar akademik mereka. Bahkan, mereka juga cukup terbuka dengan komunikasi dengan mahasiswanya, seperti misalnya jika  ingin bertanya tentang suatu topik yang tidak kalian mengerti, biasanya mereka akan menawarkan waktu tambahan untuk berbincang di luar kelas. Intinya, dalam kultur akademik sebagian besar universitas di luar negeri selalu menerapkan “direct communication” termasuk interaksi antara dosen dan mahasiswa! Gunakan kesempatan ini dengan baik, ya!

4. Be Independent! Mengutamakan Belajar Mandiri

Kultur akademik selanjutnya yang menonjol adalah tuntutan untuk belajar mandiri dibanding menggantungkan pada penjelasan dosen/teman. Salah satu capaian akademik yang diterapkan di sebagian besar negara-negara Eropa/Amerika Serikat/UK adalah adanya asas kemandirian berpikir dan bekerja, sehingga mahasiswa dapat menganalisis secara kritis dan berpikir mandiri atas materi pelajaran yang diberikan. Biasanya, dosen hanya memberikan general guidance saat di kelas, dan tugas para mahasiswa adalah mempelajari secara mandiri sisanya! Hal ini tentu mengharuskan mahasiswa untuk tidak bergantung dengan orang lain, terutama untuk jenjang S2 (master), tuntutan untuk dapat mengolah, mempelajari, meneliti suatu hal secara mandiri sangat ditekankan! Oleh karena itu, belajar mandiri secara akademik sejak kini harus dibiasakan dan dipersiapkan!

5. Aktif Berpartisipasi dalam Pembelajaran, Berani Bertanya!

Aktif berpartisipasi dalam pembelajaran bukan mengenai “jumlah” atau “seberapa banyak” kalian menghadiri kelas, namun lebih kepada seberapa aktif kalian mengikuti proses perkuliahan. Hal ini dapat dilihat dari seberapa aktif kalian mengkritisi atau bertanya kepada dosen tentang hal yang mungkin kalian tidak mengerti, dibandingkan hanya menerima penjelasan secara mentah dan tidak berpartisipasi dalam diskusi. Selain bertanya, diskusi dalam kelas juga sangat ditekankan, karena hal ini sebagai tanda bahwa kalian mengikuti dan “engage” dengan mata kuliah yang sudah kalian pilih! Oiya! Jangan pernah ragu atau menahan diri kalian ketika kuliah di luar negeri, karena mereka tidak akan menghakimi apa yang menjadi pendapat/opini kalian! Justru, dosen akan sangat menghargai mahasiswa yang dapat berpikir kritis dan berpartisipasi aktif dalam diskusi dalam kelas! 

Nah itu dia beberapa kultur akademik yang paling menonjol ketika kalian mulai kuliah di luar negeri. Intinya, jangan pernah menahan diri dan bersiaplah menghadapi dunia yang lebih luas dan bebas, termasuk dalam hal akademik. Beranilah bertanya, beranilah untuk belajar mandiri, beranilah untuk lebih tegas pada diri sendiri terutama dalam hal membuat target akademik dan capaian sesuai dengan standar universitas yang kalian tuju. Semangat!! 🎉

 

Artikel Terbaru Lainnya

WeCreativez WhatsApp Support
Customer Support kami siap membantu kamu!
👋 Halo, Jangan ragu bertanya ya