Sistem Pendidikan di Korea Selatan

Bagikan Artikel

Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on whatsapp

Korea Selatan terkenal sebagai negara yang memiliki budaya belajar dan sistem pendidikan yang highly competitive. Pemerintah pun gencar memberikan dukungan dalam bidang R&D/Research and Development yang banyak dimulai dari tingkat universitas hingga institut penelitian. Di sisi lain, sistem pendidikan di Korea Selatan memberikan banyak tekanan akademik pada siswanya yang berdampak pada meningkatnya tingkat depresi dan stres.

Pada artikel kali ini, MinSo akan membahas tentang sistem pendidikan di Korea Selatan yang mungkin sobat IELTSpresso belum ketahui. Yuk simak ulasannya!

 

Sistem Pendidikan di Korea Selatan

Early Childhood Education, Elementary Education, Secondary Education, Higher Education, Special School, Miscellaneous School, Specialized College, Technical College, Miscellaneous School, In-house College, Distance University, Special Classes (Industrial Firms), Miscellaneous School, Miscellaneous School, Polytechnic College, High Tech School, Elementary School, Middle school , Attached to (Industrial Firms), Special Classes(Industrial Firms), Junior College, kindergarten, Open Middle school, High school , Attached to (Industrial Firms), Cyber College & University, Open High school, Open University, Education University, Graduate School, Middle school, High school, Industrial University, University

Mirip dengan Indonesia dan negara lain, sistem pendidikan di Korea Selatan mengikuti pola 6-3-3-4 (tahun) mulai dari

  • Taman bermain/Playgroup/어린이집
  • TK/Kindergarten/유치원
  • SD/Elementary School/초등학교
  • SMP/Middle School/중학교
  • SMA/High School/고등학교
  • Diploma-Universitas/Associate-University/대학교
  • dst

 

Semua penduduk di Korea Selatan memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan terlepas dari status sosial dan posisi di masyarakat. Sembilan tahun wajib belajar di SD hingga SMP adalah wajib, namun siswa boleh memilih sejak SMA, jalur pendidikan yang sesuai dengan pilihan karir mereka.

Banyak dari pelajar di Korea Selatan yang bermimpi untuk masuk ke universitas-universitas terbaik di Korea Selatan, contohnya SKY yang merupakan kumpulan akronim dari tiga kampus ternama, yaitu Seoul National University, Korea University, dan Yonsei University. Tiga kampus ini layaknya the Ivy League of South Korea, seperti kampus Harvard, Yale, Oxford, dan Cambridge. Hampir 70% lulusan SMA di Korea masuk ke universitas, namun hanya sekitar 2% saja yang bisa masuk di universitas ternama.

Selain itu, Korea memiliki tes masuk universitas khusus yang terkenal dengan sebutan Suneung (수능). Ujian Suneung merupakan College Scholastic Ability Test (CSAT) yang dilaksanakan selama 8 jam untuk menguji di universitas mana mereka dapat melanjutkan pendidikan tinggi. Menurut is Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), nilai CSAT menentukan 70% kriteria masuk di universitas Korea. Sedangkan, nilai rapor sekolah mencakup hanya 10% kriteria, sehingga tes ini sangat menentukan masa depan dan kesempatan yang dapat diperolah siswa.

Suneung: Penentu Masa Depan Siswa di Korsel

Dana Pendidikan di Korea vs Negara OECD

Korea -Entri: 11,981 -Elementart Education: 11,702 -Secondary Education: 13,579 -Higher Education: 10,633 OECD average -Entri: 11,231 -Elementart Education: 9,090 -Secondary Education: 10,547 -Higher Education: 16,327 (Unit: PPP U.S. dollar) (In 2017:871.70won/$)

Pemerintah Korea telah berusaha meningkatkan pengeluaran dana pendidikan dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Pada tahun 2020, pemerintah mengeluarkan setidaknya 75.7 triliyun won atau 4 kali dari pengeluaran di tahun 2000, sebesar 19.2 triliyun won. Selama 20 tahun terakhir tersebut, Korea mengalokasikan 15-20% total budget untuk pendidikan, tertinggi dibandingkan negara OECD lain relatif dengan GDPnya. Pemerintah Korea Selatan ingin agar siswa di Korea mendapatkan pendidikan yang layak dan memadai dengan terus meningkatkan kualitas pendidikannya, tidak hanya di kota besar namun juga di seluruh penjuru Korea.

 

Tingkat Literasi yang Tinggi

Menurut data yang dikeluarkan Program for International Student Assessment (PISA) oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), Korea Selatan merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat literasi yang tinggi di seluruh dunia. Pada tahun 2018, tingkat literasi di Korea Selatan mencapati 98.80%, yang artinya penduduk berusia 15 tahun ke atas mampu membaca dan menulis.

Grading System di Korea Selatan

Korea Selatan menggunakan dua jenis grading system atau sistem penilaian sebagai berikut:

 

Difference Between Absolute and Relative | Compare the Difference Between Similar Terms

Penilaian Absolut/Absolute Grading System (절대평가)

Absolute Grading System atau 절대평가 merupakan sistem penilaian yang juga sering digunakan di Indonesia. Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya menggunakan skala 0 hingga 100 atau menggunakan huruf (A, B, C, D, F/Fail). Biasanya, guru sudah menentukan batas minimal standar atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang merupakan batas nilai terendah yang harus dicapai siswa apabila ingin lulus mata pelajaran tertentu.

Ini berarti bahwa nilai-nilai diberikan berdasarkan tingkat pencapaian tertentu yang diharapkan dari setiap siswa, terlepas dari bagaimana siswa lainnya tampil. Dalam sistem penilaian absolut, distribusi nilai tidak mempengaruhi nilai individu, sehingga siswa dapat mendapatkan nilai yang baik atau buruk terlepas dari seberapa baik teman sekelas mereka mereka.

xf9gnqx8f5.png

Penilaian Relative/Relative Grading System (상대평가)

Tidak seperti absolute grading, sistem penilaian relative grading memiliki pendekatan yang berbeda dalam menentukan nilai yang diperolah siswa. Dalam penilaian relatif, skor individu siswa akan dipengaruhi oleh seberapa baik atau buruk siswa lainnya dalam kelompok mereka. Ini berarti bahwa tidak semua orang dapat mendapatkan nilai tinggi, bahkan jika mereka mungkin memiliki pengetahuan yang sangat baik.

Relative grading system juga dikenal sebagai kurva pembagian atau grading on a curve, karena menggunakan pendekatan evaluasi siswa berdasarkan peringkat relatif mereka dalam kelompok atau sejumlah murid di kelas tersebut. Artinya, persentase tertentu dari siswa akan mendapatkan nilai tertentu, terlepas dari seberapa tinggi atau rendah pencapaian mutlak mereka.

Penilaian relatif sering digunakan dalam situasi di mana ada keterbatasan dalam pemberian nilai yang tinggi. Misalnya, pada suatu kelas tertentu hanya 20% siswa yang akan mendapatkan nilai A, 60% mendapatkan nilai B-C, dan 20% lainnya mendapatkan nilai D-F.

 

Sobat IELTSpresso ada yang tertarik untuk melanjutkan kuliah di Korea Selatan? Nah, di IELTSpresso kamu bisa ikut scholarship mentoring dengan awardee yang siap membimbing kamu untuk melamar beasiswa ke luar negeri. Ada simulasi interview beasiswa juga lho!

Buat kamu yang mau join scholarship mentoring bisa cek di sini:

Scholarship Mentoring

Sobat IELTSpresso yang ingin meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris, kamu bisa ikut IELTS Live Class bareng tutor-tutor IELTS yang sudah berpengalaman. Cek kelas persiapannya di sini:

IELTS Live Class atau IELTS Bundling Test

Kamu juga bisa proofreading dan terjemahin dokumen pendaftaran beasiswa di sini:

Essay Proofreading dan Translation

Jangan lupa pantau terus informasi terupdate seputar beasiswa, IELTS, dan study abroad di Blog IELTSpresso! Kamu juga bisa cus ke Instagram dan TikTok IELTSpresso! ✈️ 🎓

 

🌟 GOOD LUCK 🌟

 

 

Sumber:

Ministry of Education. Education System in Korea. 2020 Education in Korea.

Image by Freepik 1Freepik 2 

Artikel Terbaru Lainnya

WeCreativez WhatsApp Support
Customer Support kami siap membantu kamu!
👋 Halo, Jangan ragu bertanya ya